Disebut Sebagai Bapak Atom Ini dia Kisah Dibalik Oppenheimer
Oppenheimer (Bapak atom) atau yang memiliki nama lengkap yang tidak asing yaitu Julius Robert Oppenheimer. Merupakan salah satu tokoh yang sangat berbekas di ingatan manusia.
Dirinya dikenal sebagai Prometheus asal Amerika Serikat yang sukses menciptakan senjata besar. Bahkan sangking besar dan dahsyatnya senjata yang dibuatnya sampai bisa memusnahkan sebuah peradaban.
Ciptaan dan senjata yang terbesar yang pernah dibuatnya ialah bom atom yang memusnahkan peradaban. Bahkan dirinya sendiri sangat ketakutan dengan ciptaan yang sudah dibuatnya tersebut.
Oppenheimer mendapat kehebatan menciptakan senjata tersbeut karena dirinya yang merupakan lulusan dari Universitas Harvard 1922. Meskipun dirinya merupakan seorang lulusan Kimia,namun dia justru sangat tertarik pada Fisika.
Hal ini lah yang membuat dirinya tertarik dengan penelitian nuklir,dimana hal tersebut dia mulai pertama kali di Universitas Cambdrige. Tidak hanya dikenal sebagai pecinta bom atom namun dirinya juga dikenal sebagai penulis black hole atau lobang hitam pertama kali.
Pada masa hidupnya Oppenheimer terus-menerus melakukan penelitian terhadap senjata nuklir tersebut. Dimana sampai akhirnya dirinya meninggal dunia dikarenakan penyakit kanker tenggorokan.
Baca Juga : Pandemi Paling Mematikan di Abad 20, Sejarah Flu Spanyol
Meskipun Oppenheimer dikenal sebagai bapak bom atom atas ciptaan dahsyat yang sudah dibuat oleh dirinya. Di beberapa kesempatan dirinya sangat menyesal karena ciptaannya tersebut menghancurkan dunia.
Dia bahkan menyadari bahwa dunia tidak akan sama lagi keadaannya karena sudah ditemukannya bom atom tersebut.Penyesalan dirinya ini langsung disampaikan olehnya dalam wawancaranya setelah menyelesaikan penelitiannya tersebut.
” Kita semua pasti tau mengenai fakta yang satu ini bahwasanya dunia dan manusia tidak akan sama lagi. Dimana beberapa orang akan merasakan tertawa keras dan yang lainnya harus menetaskan air mata dan menangisi keadaan mereka. ” Ungkap Oppenheimer dalam wawancaranya tersebut.
Dalam buku yang dituliskannya sendiri juga dia menjelaskan bagaimana penyesalannya terhadap ciptaannya tersebut.””Ya Tuhan, untuk urusan-urusan yang terkait dengan senjata nuklir ini sangatlah tidak berbelas kasih.” Tulisnya dalam jurnal yang dimiliki oleh dirinya yang merassakan penyesalan.
Dirinya yang melihat langsung hasil ciptaannya tersebut meledak menghancurkan sebuah daerah sangatlah membuatnya tidak bisa berkaat apapun.