Sejarah Candi Angkor Wat Sim Reap, Kamboja
Angkor Wat (aksara dari bahasa Khmer: អង្គរវត្ត, artinya “kota candi” atau “kota percandian”). Ini adalah sebuah bangunan candi (percandian) terbesar yang ada didunia. Dari segi luas areal ini menempati lahan seluas 162,6 hektar (1,626 km²) sungguh sangat luas.
Angkor Wat ini dibangun pada awal abad ke-12. Bangunan ini di sebut sebagai candi kenegaraan pada Raja Suryawarman II di Yasodarapura . Ibu kota Kerajaan Kambujadesa (Kamboja).
Bangunan Candi pendarmaan Raja Suryawarman II ini awal mulanya. Adalah candi agama Hindu yang dibaktikan kepada sang Dewa Wisnu. Kemudian dialihfungsikan menjadi candi untuk agama Buddha menjelang akhir abad ke-12.
Candi Dengan Lambang Negara Kamboja Mentransformasi Menjadi Sebuah Negara Buddha
Candi Angkor Wat – merupakan perpaduan kolaborasi dari dua langgam utama bangunan candi Khmer. Yaitu langgam candi gunungan & langgam candi berserambi. Angkor Wat dirancang sedemikian rupa sebagai lambang simbol Mahameru, persemayaman para dewa menurut kosmologi Hindu-Buddha.
Angkor Wat terletak 5,5 kilometer (3,4 mil) pada sebelah utara dikota modern Siem Reap.
Tak jauh di sebelah selatan dan agak sedikit ke timur dari bekas ibu kota Kerajaan Kambujadesa yang berpusat di candi Baphuon.
Menurut mitos yang beredar. Angkor Wat ini dibangun atas perintah Dewa Indra untuk dijadikan istana putranya, Preca Ket Mealea. Dewa Indra adalah adalah dewa cuaca dan raja kahyangan.
Tahap Pembangunan
Menurut keterangan dari musafir warga Tiongkok dari abad ke-13, Zhou Daguan. Ada beberapa pihak-pihak yang percaya bahwa Angkor Wat. Dibangun hanya dalam semalam oleh dewa undagi.
Pada Tahap awal perancangan bangunan ini dan pengerjaan. Candi Angkor Wat terlaksana pada paruh pertama di abad ke-12. Masa pemerintahan sang Raja Suryawarman II (memerintah ditahun 1113 sampai kira-kira tahun 1150).
Nama asli sejarah dunia Angkor Wat samapi sekarang masih tidak diketahui. Karena tidak ditemukan yupa prasasti maupun prasasti-prasasti lain dari masa ke masa. Pada pembangunannya yang menyebut keberadaan percandian ini. Akan tetapi mungkin saja namanya adalah “Warah Wisnulok”, seperti nama dewa yang dipuja di dalamnya.
Di tahun 1177, kira-kira 27 tahun lamanya sesudah Suryawarman II mangkat. Kota Angkor telah diserbu oleh bangsa Campa, musuh bebuyutan bangsa Khmer. Kedaulatan negara Kambujadesa (Kamboja) dipulihkan raja baru, yaitu Jayawarman VII.
Raja mendirikan ibu kota & candi kenegaraan baru beberapa kilometer di sebelah utara dekat Angkor Wat. Yakni kota Angkor Thom & candi Bayon. Bangunan ini baktikan untuk kepentingan agama Buddha,
Karena pada saat itu, ia merasa sudah dikecewakan oleh dewa-dewi Hindu. Angkor Wat juga sedikit demi sedikit direvisi, diubah menjadi sebuah situs sang agama Buddha. Dan banyak ukiran-ukiran yang bertema Hindu diganti dengan karya seni agama Buddha.
Memiliki Banyak Prasasti Kuno & Warisan Artistik Pada Candi Angkor Wat
Memiliki 14 prasasti banyaknya dari abad ke-17 yang ditemukan di pada area Angkor. Hal ini membuktikan bahwa para penziarah Buddha dari Jepang pernah mendirikan permukiman-permukiman kecil. Yang berdampingan dengan kampung-kampung pribumi warga Khmer.
Warisan artistik di Angkor Wat & monumen-monumen Khmer lainnya di daerah Angkor mendorong Prancis menjadikan kota Kamboja. Sebagai salah satu negara dengan protektoratnya pada tanggal 11 Agustus 1863. Dan menginvasi Siam agar dapat sepenuhnya menguasai reruntuhan monumen-monumen yang ada tersebut.
Keindahan terletak pada Angkor Wat dipertontonkan tepatnya di museum cor-coran lepa Louis Delaporte. Yang diberi nama musée Indo-chinois di gedung pameran Palais du Trocadéro dari sekitar tahun 1880 sampai pertengahan era 1920-an.
Candi ini adalah salah satu simbol di penting negara Kamboja. Dan ini merupakan sumber utama kebanggaan nasional. Menjadikan unsur penting didalam hubungan diplomatik Kamboja dan Prancis, Amerika Serikat, yang terkahir Muangthai.
Gambar atau lukisan Angkor Wat sudah menjadi bagian dari berbagai versi bendera Kamboja. Mulai dari versi pertama yang diperkenalkan sekitar tahun 1863 lalu.
Meskipun demikian, mulai dari sudut pandang lintas-budaya yang jauh lebih luas. Candi Angkor Wat menjadi sebuah lambang kebanggaan nasional dengan sendirinya. Tetapi saat terjadi lewat sesuatu proses politik dan budaya lebih besar sebagai bagian dari warisan sejarah kolonial di Prancis.
Karena pemerintah kolonial Prancislah yang telah mengantarkan Angkor Wat. Pada pentas dunia lewat pameran-pameran dunia maupun pameran negeri jajahan Prancis yang sudah digelar di Paris & Marseille antara tahun 1889 sampai 1937.
Lihat Juga: Dibuka Kembali, Ini Sejarah Gunung Bromo yang Terbakar