18 Mei 1980: Hari Di Mana Gunung St. Helens Mengubah Sejarah
Gunung St. Helens adalah sebuah stratovolcano yang terletak di negara bagian Washington, Amerika Serikat. Gunung ini mendapat perhatian dunia karena letusan dahsyatnya pada tanggal 18 Mei 1980.
Sejarah Singkat Menjelang Dan Setelah Letusan
Pra-1980: Gunung St. Helens telah tidak aktif selama lebih dari 100 tahun sebelum menunjukkan tanda-tanda aktivitas gunung berapi pada bulan Maret 1980. Gunung berapi ini memiliki bentuk kerucut yang simetris dan merupakan tempat rekreasi yang populer.
20 Maret 1980: Letusan signifikan pertama terjadi, mengakibatkan serangkaian gempa kecil dan terbentuknya tonjolan di sisi utara gunung berapi. Hal ini menunjukkan bahwa magma sedang naik di dalam gunung berapi.
18 Mei 1980: Terjadi letusan dahsyat Gunung St. Helens. Gempa bumi berkekuatan 5,1 skala Richter memicu tanah longsor besar di sisi utara gunung berapi, menyebabkan seluruh sisi utara gunung tersebut runtuh. Hal ini melepaskan ledakan lateral yang kuat yang menghancurkan daerah sekitarnya, meratakan hutan dan menyebabkan kerusakan yang luas.
Kolom letusan mencapai ketinggian 15 mil (24 kilometer) dan mengendapkan abu di wilayah yang luas, termasuk sebagian Washington, Oregon, Idaho, dan Montana. Awan abu mengelilingi dunia dalam waktu 15 hari.
Letusan tersebut merenggut nyawa 57 orang, termasuk ahli vulkanologi David A. Johnston, yang memantau gunung berapi tersebut dari punggung bukit terdekat. Hal ini juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan bangunan.
Setelah letusan, lanskap di sekitar Gunung St. Helens berubah drastis. Puncak gunung berapi digantikan oleh kawah berbentuk tapal kuda, dan sekitarnya tertutup abu dan puing-puing. Zona ledakan, yang dikenal sebagai “Spirit Lake Zone,” tidak ada kehidupan.
BACA JUGA : Kehidupan dan Masa Hidup John Dalton: Bapak Teori Atom
Sejak letusan tersebut, Gunung St. Helens tetap aktif, dengan letusan kecil yang terjadi secara berkala. Gunung berapi ini terus diawasi secara ketat oleh para ilmuwan untuk lebih memahami proses vulkanik dan memberikan peringatan dini terhadap letusan di masa depan.