Perang Tiongkok-Jepang Pertama: Perebutan Kendali atas Korea
Perang Tiongkok-Jepang Pertama adalah konflik yang terjadi pada tahun 1894 hingga 1895 antara Dinasti Qing di Tiongkok dan Kekaisaran Jepang. Tujuan utama perang ini untuk memperebutkan kendali atas Korea dan menandai titik balik dalam sejarah Asia Timur.
Perang tersebut dipicu oleh perebutan pengaruh di Korea yang merupakan negara anak sungai Tiongkok. Jepang berusaha memperluas pengaruhnya di wilayah tersebut dan melihat Korea sebagai lokasi yang strategis.
Konflik dimulai dengan serangan mendadak Jepang terhadap armada angkatan laut Tiongkok pada Pertempuran Sungai Yalu pada bulan September 1894.
Pasukan Jepang, yang dilengkapi dengan persenjataan modern dan organisasi militer yang lebih efisien, dengan cepat memperoleh keunggulan. Mereka memenangkan serangkaian kemenangan yang menentukan baik di darat maupun di laut, termasuk Pertempuran Pyongyang dan Pertempuran Wei-Hai-Wei. Sebaliknya, pasukan Tiongkok tidak mempunyai perlengkapan yang memadai dan menderita akibat perpecahan internal dan korupsi.
Perjanjian Shimonoseki, yang ditandatangani pada bulan April 1895, mengakhiri perang. Berdasarkan ketentuan perjanjian tersebut, Tiongkok mengakui kemerdekaan Korea dan menyerahkan Taiwan dan Kepulauan Pescadores kepada Jepang.
Tiongkok juga harus membayar ganti rugi yang besar kepada Jepang dan memberikan berbagai konsesi perdagangan dan teritorial.
Perang Tiongkok-Jepang Pertama mempunyai dampak yang signifikan bagi Tiongkok dan Jepang. Hal ini mengungkap kelemahan Dinasti Qing dan menyebabkan gelombang sentimen anti-Qing di Tiongkok.
BACA JUGA : Perang Salib: Perang Umat Kristen dari Eropa Barat dan Umat Islam di Timur Tengah
Hal ini pada akhirnya berkontribusi pada jatuhnya dinasti tersebut pada tahun 1911 dan berdirinya Republik Tiongkok. Bagi Jepang, kemenangan dalam perang ini menandai kemunculannya sebagai kekuatan regional yang besar dan membuka jalan bagi ambisi kekaisarannya di masa depan.