Candi Horyu-ji: Jejak Kuno Peradaban Buddha di Jepang

Candi Horyu-ji: Jejak Kuno Peradaban Buddha di Jepang

Candi Horyu-ji, yang terletak di kota Ikaruga, prefektur Nara, Jepang, adalah salah satu warisan budaya paling berharga yang dimiliki oleh Negeri Matahari Terbit. Candi ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol kemegahan arsitektur kayu kuno, yang mencerminkan perkembangan agama Buddha di Jepang.

Horyu-ji dikenal sebagai salah satu bangunan kayu tertua di dunia yang masih berdiri hingga saat ini. Menjadikannya salah satu situs yang paling penting dalam sejarah arsitektur dan agama di Jepang.

Candi Horyu-ji didirikan pada awal abad ke-7, sekitar tahun 607 Masehi, oleh Pangeran Shotoku, seorang tokoh penting dalam penyebaran agama Buddha di Jepang.

Pangeran Shotoku dikenal sebagai pelindung agama Buddha dan diyakini mendirikan candi ini sebagai simbol dukungan terhadap agama baru yang masuk ke Jepang dari Tiongkok dan Korea.

Candi ini awalnya dibangun untuk menghormati Yakushi Nyorai, Buddha penyembuh, dan sebagai tempat berdoa bagi kesembuhan ayahnya, Kaisar Yomei.

Candi Horyu-ji mengalami kebakaran hebat pada tahun 670, yang menghancurkan sebagian besar bangunan aslinya. Namun, candi ini dibangun kembali tidak lama setelah itu, dan sebagian besar bangunan yang ada saat ini berasal dari periode rekonstruksi tersebut.

Candi ini terbagi menjadi dua kompleks utama: Sai-in Garan (kompleks barat) dan To-in Garan (kompleks timur). Masing-masing dengan fitur arsitektur dan artistik yang unik.

 

Keajaiban Arsitektur Candi Horyu-ji

 

Salah satu daya tarik utama Candi Horyu-ji adalah struktur kayu kuno yang masih terawat dengan baik hingga saat ini. Bangunan paling ikonik di kompleks ini adalah Pagoda Lima Tingkat (Goju-no-To), yang berdiri dengan megah setinggi 32,45 meter.

Pagoda ini bukan hanya simbol arsitektur, tetapi juga merupakan tempat penyimpanan relik suci Buddha, yang diyakini memiliki kekuatan spiritual yang besar.

Selain pagoda, terdapat pula Kondo (Aula Emas), yang merupakan salah satu bangunan kayu tertua di dunia. Kondo ini menampung beberapa patung Buddha paling berharga di Jepang. Termasuk patung Shaka Nyorai (Sakyamuni) yang dikenal karena keindahan dan detailnya yang mengesankan.

Patung ini merupakan salah satu karya seni terpenting dari periode Asuka, yang mencerminkan pengaruh seni Tiongkok dan Korea pada masa itu.

 

Makna Budaya dan Agama

 

Candi Horyu-ji tidak hanya penting karena usianya, tetapi juga karena perannya dalam sejarah penyebaran agama Buddha di Jepang. Candi ini menjadi pusat studi dan penyebaran ajaran Buddha, serta tempat para biarawan dan pelajar mendalami ajaran dan teks-teks suci.

Selain itu, candi ini juga menjadi pusat kebudayaan, di mana seni, arsitektur, dan ritual keagamaan berkembang pesat.

Pada tahun 1993, Candi Horyu-ji diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, yang menegaskan pentingnya situs ini sebagai warisan budaya dunia.

BACA JUGA : Candi Kinkaku-ji: Harta Karun Kyoto yang Berkilau

Pengakuan ini tidak hanya didasarkan pada usia dan keutuhan bangunan kayunya. Tetapi juga pada pengaruh budaya dan spiritual yang dimiliki candi ini terhadap perkembangan peradaban Jepang.