Candi Jago Simbol Keagungan dalam Kitab Negarakertagama
Pendahuluan
Candi Jago Simbol Keagungan, sebagai salah satu situs bersejarah yang terletak di kawasan Jawa Timur, Indonesia, tidak hanya menarik perhatian karena arsitekturnya yang megah, tetapi juga karena perannya yang signifikan dalam sejarah dan kebudayaan Majapahit. Dalam dua karya sastra klasik, yaitu Kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Jago disebutkan sebagai simbol keagungan dan kemegahan kerajaan, sehingga memberikan wawasan mendalam tentang peran dan makna candi ini dalam konteks sejarah Indonesia.
Sejarah dan Arsitektur Candi Jago
Candi Jago Simbol Keagungan diperkirakan dibangun pada abad ke-13 atau ke-14 M, pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Candi ini terletak di Desa Jago, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, dan merupakan salah satu contoh arsitektur Hindu-Buddha yang mengagumkan. Dengan gaya arsitektur yang khas, Candi Jago menampilkan relief-relief yang menggambarkan mitologi Hindu dan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu. Di Kutip Dari Slot Gacor 2025 Terpercaya.
Candi ini memiliki bentuk stupa yang dikelilingi oleh bangunan lain, menggambarkan keindahan seni arsitektur Jawa kuno. Penggunaan batu andesit sebagai bahan baku candi menambah daya tarik visual serta kekuatan struktural yang dapat bertahan hingga ribuan tahun. Di dalam kompleks candi terdapat berbagai ornamen yang kaya, yang mencerminkan kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Majapahit.
Candi Jago dalam Kitab Negarakertagama
Kitab Negarakertagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M, merupakan salah satu sumber sastra terpenting di Indonesia, yang memberikan gambaran tentang sejarah dan kebudayaan Majapahit. Dalam kitab ini, Candi Jago disebutkan sebagai simbol kebesaran dan kebanggaan kerajaan.
Candi Jago menggambarkan kekuatan spiritual dan politik Majapahit, mencerminkan keagungan raja dan upacara yang dilaksanakan untuk memperkuat legitimasi kekuasaan. Keberadaan candi ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat perayaan dan kegiatan penting lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Candi Jago memiliki pengaruh besar dalam penyelenggaraan ritual dan kehidupan sosial masyarakat Majapahit.
Baca Juga: Tjipto Mangoenkoesoemo Tokoh Perjuangan yang Menggugah
Candi Jago dalam Pararaton
Pararaton, yang juga dikenal sebagai “Kronik Raja-Raja”, adalah teks kuno lain yang mencatat sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa, termasuk Majapahit. Dalam buku ini, Candi Jago diungkapkan sebagai tempat yang strategis dan penting bagi perkembangan dinasti Majapahit. Keterkaitan Candi Jago dengan para raja menunjukkan watak legitimasi kekuasaan, di mana pembangunan candi sering kali diasosiasikan dengan usaha untuk meningkatkan citra dan kekuatan raja di mata rakyatnya.
Candi ini juga dianggap sebagai lokasi penting yang melambangkan koneksi antara dunia manusia dan dewa-dewa. Simbolisme ini menggambarkan bagaimana kekuasaan rajawi pada masa itu sangat berkaitan dengan kehadiran dan pengaruh spiritual yang datang dari Tuhan.
Warisan dan Makna Candi Jago Saat Ini
Hingga kini, Candi Jago menjadi salah satu situs warisan budaya yang penting bagi Indonesia. Candi ini tidak hanya menjadi bukti kemajuan arsitektur dan seni pada masa Majapahit, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai religius dan filosofis yang masih relevan. Dengan adanya upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat, Candi Jago berperan sebagai tempat pendidikan sejarah dan kebudayaan bagi generasi mendatang.
Kesimpulan
Candi Jago adalah salah satu simbol keagungan Kerajaan Majapahit yang tercermin dalam karya sastra klasik seperti Kitab Negarakertagama dan Pararaton. Melalui arsitektur, relief, dan fungsinya sebagai tempat ibadah dan perayaan, candi ini mengisyaratkan pentingnya spiritualitas dan legitimasi kekuasaan dalam konteks sejarah Indonesia.