Candi Gunung Sari Jejak Peradaban Hindu Kuno

Candi Gunung Sari: Jejak Peradaban Hindu Kuno

Pendahuluan

Candi Gunung Sari, di Dusun Gunungsari, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, berdiri sebuah situs bersejarah yang menyimpan misteri dan keagungan peradaban masa lalu: Candi Gunung Sari. Berbeda dengan kemegahan Borobudur atau Prambanan yang namanya mendunia, Candi Gunung Sari justru tersembunyi dan belum banyak dikenal oleh masyarakat luas maupun wisatawan. Namun, bagi para arkeolog dan pemerhati sejarah, candi ini menyimpan potensi besar untuk mengungkap lebih dalam tentang akar peradaban Hindu di Pulau Jawa.

Lokasi yang Terpencil dan Penuh Keasrian

Candi Gunung Sari, pengunjung harus menempuh perjalanan yang cukup menantang. Setelah tiba di Desa Gulon, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menaiki bukit selama kurang lebih 20 menit. Jalur yang dilalui sebagian berupa jalan setapak yang dikelilingi pepohonan bambu dan lahan milik warga. Sesampainya di puncak bukit, hamparan pepohonan hijau dan udara segar menyambut, menciptakan suasana yang tenang dan asri. Di tengah keasrian inilah sisa-sisa struktur Candi Gunung Sari berada. Sumber Terpercaya Situs Dollartoto Agen Toto Macau Hadiah Fantastis dan Pasaran Terlengkap.

Jejak Peninggalan Hindu yang Lebih Tua dari Borobudur dan Prambanan?

Salah satu hal yang menarik dari Candi Gunung Sari adalah dugaan kuat bahwa candi ini berasal dari periode yang lebih tua dibandingkan candi-candi besar lainnya di Jawa Tengah, seperti Borobudur dan Prambanan. Berdasarkan analisis artefak, gaya pengarcaan, dan motif hias yang ditemukan di situs ini, para ahli memperkirakan Candi Gunung Sari dibangun antara abad ke-7 hingga abad ke-9 Masehi. Bahkan, beberapa pendapat menyebutkan kemungkinan candi ini berasal dari abad ke-6 hingga ke-8 Masehi, menjadikannya salah satu situs candi Hindu tertua di Pulau Jawa.

Prasasti-prasasti  disebut-sebut memuat sistem delapan mata angin terlengkap dan tertua yang diungkapkan dalam istilah Jawa Kuno.

Arsitektur yang Belum Tersusun Sempurna

Baca Juga: Candi Portibi: Keajaiban Arkeologi dan Sejarah di Sumatera Utara

Sayangnya, kondisi struktur Candi Gunung Sari saat ini masih berupa sisa-sisa bangunan candi induk yang fondasinya berukuran sekitar 10×10 meter, serta reruntuhan yang diduga sebagai candi perwara (candi pendamping). Ribuan batu candi berserakan di berbagai lokasi di puncak bukit, sebagian tertutup lumut dan belum tertata kembali.

Meskipun demikian, para ahli telah melakukan penelitian dan ekskavasi untuk memahami denah dan bentuk awal candi. Diduga kuat, candi induk menghadap ke arah barat, seperti kebanyakan candi di Jawa. Sebuah tangga kemungkinan dulunya menghiasi sisi barat bangunan utama.

Keunikan Batu Tabung Berprasasti

Salah satu temuan paling menarik dan unik di situs adalah keberadaan batu-batu tabung berprasasti. Batu-batu berbentuk silinder dengan rongga di tengah ini memiliki prasasti pendek yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno. Fungsi pasti dari batu-batu tabung ini masih menjadi perdebatan di kalangan arkeolog. Beberapa menduga batu-batu ini diletakkan di dalam alas candi dan berkaitan dengan ritual tata letak candi. Keberadaan batu tabung berprasasti ini menjadi ciri khas Candi Gunung Sari yang tidak ditemukan di situs lain dengan bentuk yang persis sama.

Artefak Berharga yang Tersimpan

Selain struktur bangunan dan batu tabung berprasasti, berbagai artefak berharga juga ditemukan di situs, meskipun sebagian besar kini telah dipindahkan ke kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah. Beberapa artefak tersebut antara lain:

  • Relief Barong: Menunjukkan pengaruh kuat kepercayaan Hindu pada masa itu.
  • Arca Durga Mahisasuramardini: Menggambarkan dewi Durga yang sedang mengalahkan raksasa Mahisasura, salah satu manifestasi penting dalam agama Hindu.
  • Yoni: Alas arca lingga, simbol kesuburan dan kekuatan dewa Siwa.
  • Lingga: Simbol falus dewa Siwa, sering ditemukan bersama yoni sebagai representasi kesatuan Siwa dan Shakti.

 

Kesimpulan

Candi Gunung Sari adalah permata tersembunyi di Magelang yang menyimpan jejak peradaban Hindu kuno yang patut untuk diungkap dan dilestarikan.