Boudicca, juga dikenal sebagai Boadicea, adalah seorang ratu Celtic yang memimpin pemberontakan besar melawan pendudukan Romawi di Inggris pada abad ke-1 Masehi. Dia dianggap sebagai simbol perlawanan dan tokoh legendaris dalam sejarah Inggris.

Boudicca adalah ratu suku Iceni, yang terletak di tempat yang sekarang disebut Anglia Timur di Inggris. Setelah suaminya, Raja Prasutagus, meninggal, Romawi berusaha mencaplok kerajaan Iceni dan merebut tanah mereka.

Namun, bangsa Romawi mengabaikan hak adat suku Iceni dan memperlakukan mereka dengan kasar. Sehingga menimbulkan kebencian yang meluas di kalangan suku Keltik.

Pada tahun 60 atau 61 M, Dia mengumpulkan Iceni, bersama dengan suku lain seperti Trinovantes, dalam pemberontakan melawan pemerintahan Romawi.

Pemberontakan dengan cepat mendapatkan momentumnya, dan pasukan Boudicca berhasil menjarah pemukiman Romawi di Camulodunum (sekarang Colchester), Londinium (London), dan Verulamium (St. Albans). Bangsa Romawi lengah dan menderita kerugian besar.

Pemberontakan ini merupakan tantangan besar bagi otoritas Romawi di Inggris. Namun, gubernur Romawi saat itu, Gaius Suetonius Paulinus, akhirnya mengumpulkan pasukannya dan secara telak mengalahkan pasukan Boudicca dalam pertempuran yang diyakini terjadi di West Midlands. Lokasi pasti pertempuran ini tidak diketahui secara pasti.

Menurut sejarawan Romawi Tacitus, Boudicca meninggal karena bunuh diri untuk menghindari penangkapan atau jatuh sakit dan meninggal tak lama setelah kekalahan tersebut. Pemberontakan itu akhirnya berhasil ditumpas, dan kekuasaan Romawi atas Inggris dipulihkan kembali.

BACA JUGA : Perang Tiga Puluh Tahun: Konflik di Eropa Tahun 1618-1648

Boudicca sebagai pemimpin pemberani yang berjuang melawan penindasan telah bertahan sepanjang sejarah. Kisahnya telah diromantisasi dan dirayakan sebagai simbol perlawanan Inggris terhadap penjajah asing. Saat ini, Boudicca dikenang sebagai tokoh berpengaruh dalam cerita rakyat Inggris dan simbol kebanggaan nasional.