John Dewey: Tokoh Pendidikan Paling Berpengaruh dalam Sejarah
John Dewey adalah seorang filsuf, psikolog, dan pendidik Amerika yang sangat berpengaruh pada abad ke-20. Lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont, Dewey tumbuh dalam keluarga yang sangat berpendidikan dan memiliki minat yang kuat dalam bidang pendidikan sejak usia muda.
Ia memperoleh gelar sarjana dari University of Vermont pada tahun 1879 dan melanjutkan studinya di Johns Hopkins University, di mana ia mendapatkan gelar doktor dalam bidang filsafat pada tahun 1884.
John Dewey dikenal sebagai salah satu tokoh pendidikan progresif yang paling berpengaruh dalam sejarah. Ia memperkenalkan konsep pendidikan yang berpusat pada siswa dan mempromosikan pendekatan belajar yang aktif dan eksperimental.
Dewey percaya bahwa pendidikan harus berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, keterampilan praktis, dan pemahaman kontekstual.
Dia menganggap pendidikan sebagai proses sosial yang terus berkembang, di mana siswa harus aktif terlibat dalam pembelajaran dan mampu menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kontribusinya dalam bidang pendidikan, John Dewey juga dikenal sebagai seorang filsuf yang berpengaruh. Ia mengembangkan teori pragmatisme, yang menekankan pentingnya pengalaman dan konsekuensi praktis dalam menentukan kebenaran suatu konsep atau teori.
Dewey berargumen bahwa kebenaran harus diuji melalui pengalaman dan bahwa nilai-nilai moral harus diterapkan dalam konteks kehidupan nyata.
Ia juga menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam pemecahan masalah dan mengkritik pemikiran tradisional yang hanya berfokus pada pemahaman teoretis.
Pengaruh John Dewey
Pemikiran John Dewey memiliki pengaruh yang luas dalam bidang pendidikan dan filsafat. Konsep pendidikan progresif yang ia perkenalkan masih menjadi dasar bagi banyak pendekatan pendidikan modern.
BACA JUGA : Lewis White Beck: Tokoh Terkenal Dalam Bidang Filsafat Moral dan Estetika
Dewey juga mempengaruhi perkembangan psikologi pendidikan, dengan menekankan pentingnya belajar melalui pengalaman dan interaksi sosial. Selain itu, pemikirannya tentang pragmatisme juga mempengaruhi perkembangan filsafat Amerika pada umumnya.