Kisah Rasulullah Diminta Kaum Quraisy Membelah Bulan
KOMPAS.com – Banyak kaum kafir Quraisy yang meminta kepada Nabi untuk membuktikan kebenaran risalahnya. Orang-orang Quraisy meminta bukti kepada Rasulullah SAW agar mengubah bukit Shafa menjadi bukit emas.
Tak hanya itu, kaum Quraisy pernah juga meminta kepada Nabi untuk membelah bulan.
Menurut sahabat Nabi. Ibnu Mas’ud, orang Quraisy di Mekkah meminta kepada Nabi untuk membuktikan kebenaranya.
Dalam pandangan hadis ulama-ulama. Salah satu bukti pengindraan yang dilakukan oleh melalui mukjizat Nabi Muhammad adalah membelah bulan.
mukjizat Nabi atas izin Allah sangat terkenal dan sebar luaskan beritanya oleh sahabat Nabi.
Maka permintaan tersebut dikabulkan oleh Allah dan terbelah.
Para sahabat Nabi yang memberitakannya. Ialah Anas bin Malik, Ibnu Umar, Hudzaifah, Jubair bin Muth’im, Ibnu Abbas, dan sahabat lainnya.
Tempat di mana saat Nabi Muhammad membelah bulan ialah di Mekkah. Seperti yang mereka lihat di sebelah kanan gua Hira dan belahan kedua di sebelah kirinya.
Mukjizat yang Sangat Luar Biasa Nabi Muhammad SAW, Salah Satunya Membelah Bulan
Salah satu mukjizat dari Nabi ialah membelah bulan menjadi dua. Peristiwa tersebut didasarkan dari salah satu riwayat hadits yang dikisahkan Anas bin Malik RA.
Yang artinya: Sesungguhnya ahli Makkah pernah meminta kepada Rasulullah SAW. Supaya memperlihatkan satu tanda bukti kepada mereka. Lalu beliau memperlihatkan bulan yang terbelah dua hingga Gunung Hira dapat mereka lihat di antara kedua belahannya.
mukjizat ini terjadi sebelum Nabi. Hijrah dari Makkah Al Mukarramah ke Madinah Al Munawwarah. Penduduk Makkah pernah bertanya pada Rasulullah.
“Wahai Nabi Moh, coba engkau tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu. Dengan nada mengejek dan mengolok-olok”.
Nabi Muhammad SAW bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”
Mereka menjawab, “Coba belah bulan,”
Maka sang Nabi pun berdiri diam. Lalu berdoa kepada Allah untuk menolongnya. Lalu atas izin Allah SWT. Nabi mendapat perintah agar mengarahkan jari telunjuknya ke atas langit.
Nabi pun mengarahkan telunjuknya ke bulan. Dan terbelah setelah ditunjuk oleh Nabi tersebut.