Gregor Mendel: Bapak Genetika Modern
Gregor Mendel, sering disebut sebagai “bapak genetika modern”, adalah seorang biarawan dan ilmuwan Austria yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman pola pewarisan sifat pada tumbuhan. Karya terobosannya meletakkan dasar bagi bidang genetika dan merevolusi pemahaman kita tentang bagaimana suatu sifat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Mendel lahir pada tanggal 20 Juli 1822, di desa kecil Heinzendorf, Austria (sekarang Hyncice, Republik Ceko). Dia dibesarkan di keluarga petani dan mengembangkan minat pada alam dan biologi sejak usia dini. Pada tahun 1843, pada usia 21 tahun, Mendel bergabung dengan Biara Augustinian St. Thomas di Brno, Republik Ceko. Tempat di mana dia menghabiskan sebagian besar hidupnya.
Eksperimen-eksperimen Gregor Mendel
Selama berada di biara, Mendel mengejar kecintaannya pada sains dan melakukan eksperimen ekstensif pada tanaman kacang polong di taman biara. Eksperimennya bertujuan untuk memahami bagaimana ciri-ciri seperti warna bunga, bentuk biji, dan tinggi tanaman diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Mendel dengan cermat mengawinkan berbagai varietas tanaman kacang polong dan dengan cermat mengamati ciri-ciri keturunannya. Dia fokus pada ciri-ciri yang menunjukkan perbedaan jelas, seperti bunga ungu versus putih atau biji bulat versus keriput. Melalui eksperimennya, Mendel menemukan bahwa sifat-sifat diwariskan dengan cara yang dapat diprediksi dan ditentukan oleh unit-unit terpisah, yang disebutnya “faktor” (sekarang dikenal sebagai gen).
Eksperimen Mendel membawanya merumuskan dua prinsip dasar pewarisan: Hukum Segregasi dan Hukum Assortment Mandiri. Hukum Segregasi menyatakan bahwa setiap individu memiliki dua salinan dari setiap gen, dan salinan ini terpisah selama pembentukan gamet (telur dan sperma). Hukum Assortment Independen menyatakan bahwa gen-gen yang berbeda memisah secara independen satu sama lain selama pembentukan gamet.
Pada tahun 1865, Mendel mempresentasikan temuannya dalam makalah berjudul “Eksperimen Hibridisasi Tumbuhan” kepada Natural History Society of Brno. Namun, sebagian besar karyanya luput dari perhatian pada saat itu. Baru beberapa dekade kemudian penemuan inovatifnya diakui dan diapresiasi oleh komunitas ilmiah.
BACA JUGA : Helen Keller: Tunanetra-rungu Dengan Prestasi Luar Biasa
Pada awal tahun 1900-an, karya Mendel ditemukan kembali oleh beberapa ilmuwan. Antara lain Hugo de Vries, Carl Correns, dan Erich von Tschermak. Mereka secara independen mereplikasi eksperimen Mendel dan memastikan validitas prinsip pewarisan sifat Mendel. Karya Mendel meletakkan dasar bagi bidang genetika dan memberikan dasar untuk memahami mekanisme pewarisan sifat pada semua organisme hidup.