Wabah Menari yang Menyebabkan Kelelahan, Cedera, dan Bahkan Kematian Pada Abad Ke-14 Hingga Ke-17
Wabah Menari, juga dikenal sebagai Dancing Mania atau St. John’s Dance, adalah fenomena yang terjadi di Eropa pada abad ke-14 hingga ke-17. Hal ini ditandai dengan sekelompok orang yang menari secara tidak terkendali dan kompulsif dalam jangka waktu yang lama. Sering kali menyebabkan kelelahan, cedera, dan bahkan kematian.
Wabah Menari pertama kali tercatat terjadi di Kekaisaran Romawi Suci, di tempat yang sekarang disebut Jerman, pada tahun 1374. Wabah ini dimulai di kota Aachen dan dengan cepat menyebar ke kota-kota lain di seluruh Eropa. Individu yang terkena dampak, yang dikenal sebagai “penari,” tiba-tiba mulai menari di jalanan, alun-alun, dan bahkan gereja, seolah-olah mereka tidak dapat berhenti.
Episode menari seringkali disertai gejala seperti halusinasi, delusi, dan kejang. Beberapa penari mengaku melihat penampakan malaikat atau setan, sementara yang lain mengalami rasa sakit dan kelelahan yang luar biasa. Tarian ini akan berlanjut selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, sehingga penderitanya tidak dapat beristirahat atau tidur.
Wabah Menari berdampak besar pada komunitas yang terkena dampaknya. Hal ini mengganggu kehidupan sehari-hari, karena orang tidak dapat bekerja atau melakukan tanggung jawab sehari-hari. Berbagai upaya dilakukan untuk membendung wabah ini dengan mengorganisir area menari khusus dan mempekerjakan musisi untuk mengiringi para penari dengan harapan mereka akan menari hingga kelelahan dan pulih. Namun, langkah-langkah tersebut sering kali terbukti tidak efektif.
Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan Wabah Menari. Beberapa orang berpendapat bahwa hal ini merupakan bentuk histeria massal atau penyakit psikogenik kolektif. Di mana kepercayaan terhadap fenomena dan konteks sosial memainkan peran penting dalam manifestasinya.
BACA JUGA : Kaisar Jimmu: Kaisar Jepang yang Pertama
Wabah Menari secara bertahap menurun pada abad ke-17, dan tidak ada wabah yang tercatat sejak saat itu. Saat ini, bab ini tetap menjadi babak sejarah yang menarik dan misterius, yang menawarkan wawasan tentang kompleksitas perilaku manusia dan pengaruh faktor budaya dan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan.